Pages

Senin, 05 November 2018

Cashflow

CASHFLOW / ARUS KAS / UANG


     Banyak sekali orang yang tidak mengerti tentang arus kas. Dikiranya kalau penghasilan kita besar, berarti kita kaya. Padahal tidak demikian.

TIGA MACAM ARUS KAS


     Untuk bisa melihat apakah Anda orang miskin, orang kelas menengah atau orang kaya, tidak bisa hanya dengan melihat jumlah penghasilan. Yang lebih penting adalah dari mana uang itu berasal dan kemana mereka pergi. Arus uang itulah yang menentukan apakah Anda ini orang kaya atau orang miskin.
     Berapapun jumlah penghasilan Anda, jika arus kas Anda merupakan arus kas orang miskin, maka Anda orang miskin. Memiliki tingkat stress seperti orang miskin yg selalu kekurangan uang. Jika arus kas Anda merupakan arus kas kelas menengah, maka Anda adalah kelas menengah. Begitu juga arus kas orang kaya hanya dimiliki orang kaya yg umumnya bebas stress.
     Kalau Anda ingin menjadi orang kaya, maka jadikanlah arus kas Anda menjadi arus kasnya orang kaya. Cuma itu caranya, bukan dengan bersusah payah menciptakan strategi untuk mencari penghasilan besar. Penghasilan besar tidak bisa membuat Anda kaya.

ARUS UANG ORANG MISKIN


Arus uang orang miskin memiliki 2 ciri :

1. Penghasilannya berasal dari pekerjaan (penghasilan aktif).
2. Setiap bulan habis untuk kebutuhan.

     Tidak peduli berapapun penghasilan Anda, mungkin 1 juta, mungkin 10 juta atau 100 juta sebulan. Kalau memenuhi 2 kriteria tadi, berasal dari pekerjaan Anda dan setiap bulan habis, Anda orang miskin.
     Mungkin Anda tinggal di rumah di gang sempit, atau di sebuah rumah besar di kompleks perumahan mewah. Kalau penghasilan anda berasal dari pekerjaan dan setiap bulan habis,  Anda adalah orang miskin.
     Robert T Kiyosaki memiliki teman dengan penghasilan 500 ribu dollar setahun. Atau sekitar 500 juta rupiah sebulan. Tetapi setiap tahun dia menghabiskan 525 ribu dollar. Dia termasuk orang miskin. Memiliki tingkat stress orang miskin yang selalu merasa kurang uang atau pas pas an.

ARUS UANG KELAS MENENGAH


Arus uang kelas menengah seperti dokter, pengacara, pegawai negeri, pedagang dsb memiliki 3 ciri :

1. Penghasilannya diperoleh dari pekerjaan (penghasilan aktif).
2. Penghasilannya lebih besar dibandingkan biaya hidup bulanan.
3. Kelebihan penghasilan biasanya dibelikan beban, bukan aset.

     Pemilik arus kas kelas menengah ini seringkali jatuh lagi ke arus kas orang miskin akibat beban terus bertambah. Kelebihan penghasilannya seringkali dibelikan beban sehingga semakin lama beban hidupnya semakin tinggi. Jika penghasilannya tidak naik, maka arus kas nya akan menjadi arus kas orang miskin kembali.


ARUS UANG ORANG KAYA


     Arus uang orang kaya hanya punya 1 ciri, yaitu penghasilannya dari hasil aset, bukan dari pekerjaan.
     Asetnya bisa berupa saham, obligasi, real estate, bisnis yang dikerjakan orang lain, ternak, dsb.
    Anda mungkin masih aktif bekerja. Tetapi bukan karena keharusan mempertahankan penghasilan, melainkan karena memang suka bekerja. Penghasilan utamanya adalah dari aset.
     Jadi bagaimanapun mewahnya kehidupan Anda, selama uang yang Anda gunakan untuk penghidupan itu berasal dari pekerjaan. Anda tidak bisa digolongkan orang kaya. Anda baru bisa disebut orang kaya jika penghasilan Anda berasal dari aset yang sebelumnya sudah Anda bangun.

PENCARI IMPIAN yang jadi MIMPI BURUK KEUANGAN


     Konon hiduplah seorang pemuda yg baru lulus kuliah dan sdh dapat pekerjaan. Pada saat kita masih muda, biasanya cashflow kita adalah cashflow orang miskin. Kita indekos, kemana mana naik motor, uang selalu habis untuk rokok. Kalau  punya uang mejeng dengan jie-sam-su. Kalau sedang bokek pakai rokok bola dunia.
     Kemudian dapatlah pujaan hati. Seorang guru perempuan yang sudah mendapat tunjangan mengajar. Gaji besar, digabung menjadi tambah besar. Hidup seperti surga, gaji dua orang lebih dari cukup untuk hidup berdua di kos kos an. Mulailah rasan rasan utk membeli rumah sendiri. Apalagi mertua sanggup membayar uang muka.
     Mulailah mereka hidup dengan beban cicilan. Tidak masalah, gaji berdua masih cukup. Kemudian si wanita hamil, dunia terasa lebih cerah lagi. Setelah lahir si bayi, pengeluaran untuk susu meningkat. Si pemuda mulai ambil lembur untuk mengatasi hal itu. Kemudian lahir bayi ke dua. Diputuskan utk ambil S2 supaya bisa jadi kepala sekolah. Setelah jadi kepala sekolah, tunjangan meningkat, malu kalau tidak pakai mobil. Mulai mencicil mobil. Beban tambah berat, si pemuda melamar pekerjaan baru, dapat dengan gaji naik 2x lipat. Wooow . .. dengan gaji sebesar itu, rumah jadi terasa sempit. Mereka memutuskan untuk pindah ke kompleks perumahan yang lebih besar. Akad kredit diperbarui, dan tiba tiba terasa uang tidak cukup lagi untuk cicilan. Mereka mendirikan bisnis sampingan di rumah, dikelola adik.
     Pemasukan bertambah dari bisnis itu. Rasanya butuh mobil ke dua, supaya masing masing bisa naik mobil sendiri sendiri. Rumah juga diperluas. Akhirnya pemasukan pas lagi dengan pengeluaran, terkadang kurang malahan sehingga harus buka kredit baru. Stress meningkat, sendok jatuh sudah bisa menjadi bahan pertengkaran. Accu mobil rusak sudah bisa jadi bahan saling menyalahkan krn pas belum ada uang untuk membelinya. Semakin hari hidup semakin seperti neraka.
     Ada uang milik komite yang dipegang kepala sekolah . . . emmm mungkin ini bisa jadi solusi sementara . . .?
     Kebutuhan terus menerus bertambah. Cashflownya kadang ke kelas menengah, tapi lebih sering ke cashflow orang miskin. Uang seperti lewat begitu saja. Persis seperti mengisi ember bocor.
      Mereka seperti LARI DIATAS TREADMILL, yang disebut hedonic treadmill atau treadmill kemewahan. Perasaan yang selalu ingin lebih dari sebelumnya. Saat pertama beli suzuki Carry,  sudah bagus. Begitu ada Avanza, terasa ada yang kurang bagus dari si Carry. Gantilah Avanza. Seminggu atau sebulan terasa beda. Kemudian sama lagi dengan sebelumnya. Ketika dikenalkan kelas yg lebih tinggi yaitu Innova, mulai berpikir : "Pasti keren ya kalau pakai Innova. Sudah pantas kok kami pakai inova". Dan belilah mereka inova. Nambah nambah nambah beban terus. MEREKA LUPA MEMBANGUN ASET UNTUK MASA DEPAN.
Mereka mengira diri mereka adalah robot dengan bateray yang tidak ada matinya, bisa bekerja selamanya.

Apakah Anda mengenal satu orang saja yang seperti ini ?

MENGAPA ORANG KAYA TAMBAH KAYA ?


     Semua orang kaya, tadinya miskin. Kecuali mereka yang menang undian di kandungan. Dilahirkan di lingkungan keluarga kaya.
     Awalnya mereka juga bekerja mencari uang. Ada yang berkeliling jualan kue, ada yang bekerja nguli ke orang lain, ada yang menjadi pegawai atau profesional. Yang membuat mereka akhirnya jadi kaya adalah arus uangnya berbeda dg contoh sebelumnya.
     Mereka mendapat uang dari pekerjaan atau bisnisnya. Hanya sebagian dari uang itu yg dimakan dan dipakai hidup. Sisanya di investasikan atau diputar di bisnis. Di kalangan orang Tionghwa kuno, ada panduan yaitu : "Jika kamu dapat 100, hanya 10 yg boleh kamu makan sekarang, yang 90 kamu gunakan untuk masa depan".

Ya Anda tidak salah baca. HANYA 10% YANG BOLEH DIMAKAN. Bagaimana dengan Anda ?

Itu panduan ekstrim, Robert T Kiyosaki menyarankan 30% yg disisihkan .

     Sebagian hasil yang jadi aset tadi juga menghasilkan uang. Ditambah hasil pekerjaan, dibelikan aset yang lebih besar lagi. Hasilnya dibelikan aset lagi . . . Hasil aset tadi dibelikan aset lagi. . . . Hasilnya dibelikan aset lagi yang lebih besar. . .  Aset lagi . . . Aset lagi..
     Mereka melakukan apa yang disebut MENUNDA KENYAMANAN.  Ada uang utk bisa nyaman tetapi tidak dimanfaatkan untuk itu.
     Suatu saat hasil dari aset sudah lebih besar dari hasil pekerjaan, maka mereka sudah bisa berhenti bekerja. Boleh juga bekerja terus tetapi sifatnya sudah bukan mencari uang tetapi membangun aset.
     Mereka sudah menjadi orang kaya. Dan dengan pola pikir dan sikap yang benar di bidang keuangan, mereka akan terus bertambah kaya.
     Mereka mulai menikmati hidup dengan membeli barang barang bagus dari hasil asetnya itu.  Barang bagus terbeli, uang tidak berkurang karena nyumber terus.


KEAJAIBAN EFEK PENGGANDAAN


    Orang biasa sering meremehkan efek penggandaan ini. Padahal inilah yang digunakan orang kaya untuk tetap mempertahankan kekayaan mereka. Kebanyakan orang miskin tambah miskin karena tidak menggunakan kekuatan ini.
    Nampaknya sedikit, tetapi bersamaan dengan waktu, maka hasilnya  bisa luar biasa besar. Karena yang digunakan bukan penambahan tetapi perkalian sehingga jadi berlipat lipat.

Ketika Albert Einstein migrasi ke Amerika, melihat efek penggandaan ini pada kondisi keuangannya, menyebutkan sebagai KEAJAIBAN DUNIA YANG KE DELAPAN.
Katanya ini ada ceritanya :
    Dahulu kala, seorang kaisar cina mendapat persembahan seperangkat catur bagus dari seorang pengrajin. Kaisarpun memanggil si pengrajin dan menanyakan minta hadiah apa ?
    Dengan rendah hati si pengrajin minta hadiah sebutir beras diletakkan di kotak catur pertama, kemudian 2 butir di kotak ke 2, kemudian 4 butir di kotak ketiga dst dikalikan dua sampai 64 kotak itu dipenuhi.
     Baginda menyanggupi, kemudian memerintahkan koki istana mengambil beras. Koki mengambil sekantung kecil beras. Si pengrajin tersenyum dan berkata ke koki : "Sepertinya jumlah beras yang tuan bawa itu kurang". Tetapi koki pura pura tidak dengar, dia mulai meletakkan beras di papan catur. Mulailah semua menghitung 1 - 2 - 4 - 8 - 16 - 32 - 64 - 128. Ada setumpuk kecil beras disana. Kemudian dilanjutkan baris ke 2. 256 - 512 - 1 kantong kecil - 2 k - 4k -  8k - 16k - 32 k. Melihat berkantung kantung beras itu baginda menghentikan pertunjukan dan memanggil ahli ahli matematika. Disuruhnya mereka menghitung jumlah beras yang dibutuhkan utk mengisi 64 kotak itu jika dari satu kotak ke kotak lain dikalikan 2.

Hasilnya adalah, jika SATU butir beras dilipatkan 2x sampai 64 kali, maka hasilnya 18 juta trilyun butir beras. Itu jumlah panen 10 tahun seluruh cina. Akhirnya baginda minta perjanjian dibatalkan dan si pengrajin diberi 100 ha tanah subur. Diapun hidup bahagia bersama keluarganya.

PEMANFAATAN EFEK PENGGANDAAN  (1).


     Secara umum keajaiban efek penggandaan ini digunakan dalam sistem perbankan maupun investasi lain seperti ternak, saham dan sebagainya. Sebagian orang mengatakan sistem bunga berbunga itu haram, tetapi Albert Einstein mengatakan itu keajaiban dunia ke 8. Inilah yang menjadi dasar melipatkan uang para orang kaya.
     Yg paling banyak memanfaatkan keajaiban ini adalah bisnis Networking, yaitu bisnis yang menggunakan konsep prosumen. Sistem distribusi produk dari produsen langsung ke konsumen.
     Misal yg dijelaskan di buku The Parable Of Pipe Line karangan Burked Hedges : Anda bergabung dan kemudian mengajak 1 orang setiap bulan. Orang yg anda ajak juga diajari utk mengajak 1 orang setiap bulan. Maka akan terjadi persamaan deret ukur 1 —> 2 —> 4 —> 8 —> 16 —> 32 —> 64 —> 128 —> 256 —> 512 —> 1024 —> 2048.
     Dalam 12 bulan, Anda menggabungkan 11 teman Anda, dan grup Anda berkembang menjadi lebih dari 2000 orang. Jika masing masing orang membeli alat kebutuhan sehari hari seperti sabun, sampo, kosmetik, sebanyak 500 ribu setiap bulan. Omset bulanan Anda 2000 x 500.000 = 1 milyar rupiah.
     Sebagai pembangun jaringan. Anda akan mendapat bonus 10% dari omset yang anda hasilkan. Jumlahnya lumayan, 100 juta sebulan penghasilan pasif. Selama orang orang di grup Anda belanja, selama itu pula Anda menerima bonus.

Pertanyaannya, apakah Anda mau belanja 500 ribu sebulan sejak awal dan mencari 11 teman ?

     Itulah sebabnya para pengusaha bisnis Networking yang berhasil sering mendapatkan penghasilan yang fantastis banyaknya sehingga terasa tidak masuk akal bagi Anda dan saya (dulu) yang orang biasa. Akibatnya kita menjadi negatif, karena terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

PEMANFAATAN EFEK PENGGANDAAN (2)


    Contoh klasik memanfaatkan efek penggandaan adalah investasi sapi. Seekor sapi jika dirawat dg bagus dan harga sapi stabil, nilainya akan naik dua kali lipat. Jika digaduhkan dengan sistem paro bathi, maka aset kita akan naik 1,5 x lipat setiap tahunnya.

    Misal kita menabung 1 juta sebulan untuk dibelikan sapi dan digaduhkan. Maka pengembangan sapi kita akan seperti tabel diatas. Selama 10 tahun, kita hanya membeli 9 ekor sapi tetapi jumlah sapi kita lebih dari 100 ekor. Sapi itu dirawat oleh 50 keluarga yg sdh ahli merawat sapi. Ibarat punya 50 perusahaan mikro yg dipegang direktur ahli. Setelah menitipkan sapi tidak perlu dilihat lagi sampai orangnya ingin sapinya dijual. Jika kita merasa belum waktunya dijual, tinggal ditanyakan ke perawat dia membutuhkan uang berapa ?. Misal membutuhkan 1,5 juta. Ya kita beri mereka 1,5 juta, maka sapi yang tadinya seharga 12 juta, sekarang jadi 15 juta. Ibaratnya sapi itu kita beli dengan harga 15 juta, keuntungan yang 3 juta dibagi dua masing masing 1,5 juta. 15 juta itulah harga dasar yang kita pakai untuk perhitungan bagi hasil jika nanti benar benar dijual.

     Jika mulai tahun ke 11 kita berniat mengambil hasilnya, itu adalah 50 ekor sapi setahun. Jika harga sapi setara sekarang, berarti 600 juta setahun atau 50 juta sebulan tanpa bekerja lagi.

    Tetapi pada umumnya, tiga tahun pertama mengalami guncangan bahkan bisa sampai sapinya habis krn berbagai hal. Itulah seninya sebuah investasi, awalnya bawah sadar kita akan berusaha menggagalkan kita karena ingin kita "tidak aneh aneh". Jika Anda berhasil melampaui 3 tahun pertama itu, investasi Anda selanjutnya akan lancar.

                  ⇨ Cara Menggunakan Uang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar